MENGAWAL KEPUTUSAN PIMPINAN

*Tarikhuna no. 39*




🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻

MENGAWAL KEPUTUSAN PIMPINAN

*✍️ UMS*

Taat kepada keputusan pimpinan, apalagi jika keputusan tersebut tidak sesuai dengan harapan, tentunya hal itu sangat memberatkan. Sekaliber para sahabat Nabi ﷺ, diuji ketaatannya dengan keputusan Nabi ﷺ, bahkan di antara mereka ada yang merasa keberatan dengan keputusan Nabi ﷺ sebagai pemimpin mereka, hal ini diabadikan dalam Al Quran surat Al Anfal ayat 5, Allah Ta'ala berfirman :

{ كَمَاۤ أَخۡرَجَكَ رَبُّكَ مِنۢ بَیۡتِكَ بِٱلۡحَقِّ وَإِنَّ فَرِیقࣰا مِّنَ ٱلۡمُؤۡمِنِینَ لَكَـٰرِهُونَ }

_Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran,meskipun sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya._

Tidak menyuakainya artinya merasa keberatan, ayat ini menggambarkan suasana batin sebagian sahabat yang merasa keberatan dengan keputusan Nabi ﷺ yang tiba tiba beralih menghadapi 1000 pasukan kaum Musyrikin Mekkah, setelah sebelumnya mereka hanya menghadapi kafilah dagang Abu Sufyan saja.

Abu Ayyub Al Anshari mewakili keberatan sebagian sahabat atas keputusan tersebut pun berkata :

يا رسول الله ما لنا طاقة في قتال العدو وانما أردنا العير

_"Wahai Rasulallah, kami tidak sanggup memerangi musuh, yang kami inginkan adalah kafilah dagang"_

Rasulullah ﷺ membaca bahwa ada perasaan keberatan atas diri Abu Ayyub Radhiyallahu 'Anhu, namun beliau tidak menentangnya atau memarahinya, tetapi beliau meminta kepada yang lainnya juga untuk menyampaikan pendapatnya terkait dengam keputusan ini. Tiba tiba Miqdad bin Amir Radhiallahu 'Anhu salah seorang sahabat Anshar berkata :

يا رسول الله اننا لا نقول كما قال بنو اسرائيل لموسى اذهب انت وربك فقاتلا انا ههناقاعدون، ولكن نقول اذهب انت و ربك فقاتلا انا معكما مقاتلون

_"Ya Rasulallah..., sesungguhnya kami tidak akan berkata seperti yang telah dikatakan oleh Bani Israil kepada Musa as, "pergilah engkau bersama Tuhanmu berperanglah kalian berdua, kami duduk duduk saja di sini", akan tetapi kami akan selalu mengatakan, pergilah engkau bersama Tuhanmu berperang, sesungguhnya kami akan bersamamu ikut berperang"_

Saad bin Muadz tokoh kaum Anshar tidak mau ketinggalan, dengan semangat membara Ia pun berorasi :

يا رسول الله، لقد أمنا بكو صدقناك و أيقنا ان ما جئت به هو الحق، لقد أعطينا على ذالك عهودنا و مواثقنا، والله يا رسول الله لو خضت بناهذا البحر فخضته لخضناه معك، ولن يتخلف منا رجل واحد، امض حيث ما أمرك الله

_"Ya Rasulallah...., sesungguhnya kami telah beriman kepadamu, dan membenarkanmu, dan telah kami berikan untuk itu semua janji setia kami, demi Allah Ya Rasulallah...,_ _seandainya engkau mengajak kami mengarungi lautan, dan engkau benar benar mengarunginya, sungguh kami akan mengarunginya bersamamu, dan tidak ada yang luput seorangpun dari kami, lanjutkanlah seperti apa yang telah Allah swt perintahkan kepadamu....."_

Senang dan bahagianya Rasulullah ﷺ mendengar pandangan dan pendapat kedua sahabatnya tersebut, beliaupun bersabda :

سروا على بركة الله....

_"Lanjutkan perjalanan kalian di atas keberkahan Allah swt"_

Sedangkan Abu Ayyub Al Anshari, yang semula merasa keberatan dengan keputusan Rasulullah ﷺ, beliau merasa diingatkan dan dikuatkan untuk taat dan patuh kepada keputusan pimpinan, akhirnya Abu Ayyub pun tersadarkan setelah mendengarkan perkataan Miqdad bin Amir dan orasi Saad bin Muadz, seraya berkata :

والله لقد تمنينا نحن معشر الأنصار ان نقول كما يقول سعد ابن معاذ خير لنا من الدنيا و ما فيها

_" Demi Allah.., sesungguhnya kami kalangan kaum Anshar sangat mendambakan kami bisa berkata seperti yang dikatakan oleh Saad bin Muadz, hal itu lebih baik bagi kami dari dunia dan segala isinya "_

Miqdad bin Amir dan Saad Bin Muadz Radhiallahu  'Anhu adalah contoh teladan bagaimana taat kepada keputusan pimpinan dan mengawalnya dengan memberikan support, tausiah dan tadzkirah kepada yang lainnya untuk menunjukan sikap yang sama.

Abu Ayyub Al Anshari Radhiyallahu 'Anhu, juga contoh teladan dalam kelapangan hati menerima tausiah dan tadzkirah dari saudaranya, dan segera menyadari kekeliruannya terkait dengan keberatannya dengan keputusan pimpinan.

*IBROH DAN PELAJARAN*

1. Keberatan dengan sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan adalah wajar, namun dalam sikap berjamaah segera harus "move on" dengan keputusan pimpinan (jama'i)

2. Adab berjamaah, mengharuskan qonaa'ah fardiyah (kepuasan personal) lebur dalam qonaa'ah jamaa'iyyah (kepuasan kolektif)

3. Hendaknya menyemangati yang lainnya untuk bersikap taat dan patuh terhadap keputusan pimpinan, bukan sebaliknya memprovokasi yang lain untuk melakukan pembangkangan.

4. Keputusan pimpinan telah melalui proses mekanisme syuro yang berlapis dan berjenjang, apapun keputusannya, In syaa Allah akan mendatangkan hikmah kebaikan dan keberkahan di kemudian hari.

5. Ketidaktsiqohan kepada keputusan pimpinan adalah awal dari melemahnya kekuatan dan soliditas barisan (mataanatusshaff)

Sumber : Tahdzib Sirah Ibnu Hisyam

🍃🌷🍃🌷🍃🌷🍃🌷

*✍️ Serambi Ilmu dan Faidah*

Comments

Popular posts from this blog

Ringkasan Risalah Al-Aqa'id Hasan Al-Banna

Dokumentasi Sesi Akhir dan Wisuda Sekolah Pembina Batch #1 dan #2 tgl 26 Januari 2025

Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Halaqah dalam Dakwah dan Harakah