BUKAN CUMA SOAL GAYA

 ⭕⭕🍁🍁⭕⭕


BUKAN CUMA SOAL GAYA

(Serial Indonesia Membina)



@ Detti Febrina



Seorang teman, bukan kebetulan anggota legislatif, pernah beropini tentang zona nyaman.


Kurang lebih begini: "Ngapain keluar dari zona nyaman? Kita butuh zona nyaman untuk berprestasi, untuk beribadah. Kalopun ada yang dikejar, itu semua ya demi berada di zona nyaman."


Ga setuju? Atau ga bisa lebih setuju lagi?


Mungkin itu sebabnya sebagian besar orang enggan meninggalkan status quo, jika kondisinya nyaman. Kalo status quo sengsara, tentu beda lagi ceritanya.


Dalam Focus Group Discussion (FGD) tentang Kaderisasi dan Regenerasi di Pusiban, Bandar Lampung (29/06/2024), Gufron Azis Fuadi, saya biasa memanggil beliau Bang Gufron, mengingatkan bahwa yang disebut penerus harus benar-benar generasi baru yang disiapkan.


"Bukan orang lama yang di-make over menggunakan pakaian ala anak muda."


Makjleb surajleb ora, Son?


"Regenerasi itu bukan cuma soal gaya. Kita butuh orang, bukan butuh gaya. Regenerasi bukan soal ganti gaya, tapi memang harus ganti generasi. Butuh alih generasi," lanjut Ketua Wilayah Dakwah Sumatera Bagian Selatan periode 2014-2019 ini seraya menyerukan bahwa regenerasi harus dilakukan secara terencana, matang, dan menyeluruh.


"Jangan sampai dua atau tiga tahun menjelang Pemilu, baru berpikir soal regenerasi. Sudah terlambat," ungkapnya.


***


Dan itu semua, menurut Gufron, butuh kegelisahan. 


"Kalau soal regenerasi jabatan publik, jabatan politik, saya ga risau. Selama masih ada gula, semut datang. Tapi untuk jadi pembina, itu yang sulit sekarang," cetusnya.


Menurutnya, sekarang sudah ga lagi kita dengar 'nahnu duat qobla kulli syai', yang kalaupun jadi dai, artinya pasti jadi pembina. 


"Karena nilai itu ga kita sampaikan, ga kita wariskan. Yang disampaikan malah nilainya orang lain: kerja, kerja, kerja," terusnya.

 

Setidaknya ada tiga kendala regenerasi, jelasnya. 


Pertama, generasi terdahulu (penghalusan dari generasi tua) masih merasa sanggup menjawab tantangan, padahal kan ga mungkin bisa karena setiap zaman ada kaumnya.


Kedua, generasi terdahulu merasa generasi muda belum siap mengambil estafet kepemimpinan. 


Ketiga, generasi terdahulu abai menyiapkan generasi pengganti.


Seorang milenial mengomentari poin dua: "Antara menganggap yang muda belum siap dengan ga mau digantikan eksistensinya, beda ga Bu?" 


Mari kita jawab semua #KeniscayaanRegenerasi ini dengan kegelisahan, soal status quo, soal zona nyaman, soal urgensi keberlangsungan dakwah, yang semoga ujungnya semata-mata kebaikan. Aamiin.


Bandar Lampung, 9 Juli 2024.


#gumregahtarbiyah #IndonesiaMembina

#KeniscayaanRegenerasi

Comments

Popular posts from this blog

Ringkasan Risalah Al-Aqa'id Hasan Al-Banna

Dokumentasi Sesi Akhir dan Wisuda Sekolah Pembina Batch #1 dan #2 tgl 26 Januari 2025

Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Halaqah dalam Dakwah dan Harakah