Inspirasi UHA (213) : TIGA PESAN KH. HILMI AMINUDDIN "Risalah Udzma, Wadzifatul Khilafah, dan Muhimmatud Da’wah" (6)
🪴🪴🪴🪴🪴
INSPIRASI DAKWAH USTADZ HILMI AMINUDDIN
Inspirasi UHA (213) : TIGA PESAN KH. HILMI AMINUDDIN "Risalah Udzma, Wadzifatul Khilafah, dan Muhimmatud Da’wah" (6)
Wadhifatul Khilafah
Ikhwan dan akhwat fillah, yang kedua, betapa pun kita memiliki posisi sebagai hamba, namun Allah SWT telah menjadikan kita fungsionaris; punya wadzifah,
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku telah menjadikan seorang khalifah di bumi…” (Q.S. Al-Baqarah: 30)
Jadi kita adalah fungsionaris, punya jabatan sebagai khalifah, dan jabatan khalifah itu melekat secara individual, orang per orang siapa pun mereka. Jadi setiap orang itu hamba Allah tapi fungsional; punya wadzifah. Ada yang menyebutnya sebagai risalah wadzifiyah, artinya misi sebagai petugas. Kita punya tugas al-imarah wal ‘imarah, memenej kehidupan ini dan membangun peradaban kehidupan manusia. Bedanya ada ‘hamzah’ dan ‘ain’ saja. Yang satu sebagai manajer, sebagai direktur, mengatur, menata, merencanakan, yang satu lagi ‘imarah membangun peradaban.
Secara individu kita punya misi itu, makanya dalam hadits disebutkan,
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya, seorang imam adalah pemimpin dan akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya, seorang suami adalah pemimpin dalam keluarganya dan dia akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya, seorang istri adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan dia akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya.” (HR. al-Bukhari )
Setiap kalian adalah sebagai raa’i, penangung jawab atau pemimpin, dan akan dituntut pertanggungjawaban, minimal memimpin diri sendiri, seterusnya memimpin keluarga, sampai memimpin negara dan memimpin khilafah. Jadi, salah satu tadzkirah saya yaitu bukan istilah khalifahnya tapi substansinya yang paling penting, di mana pun posisi kita harus memerankan dua tugas tadi imarah wal ‘imarah.
Sumber: Risalah.id
BERSAMBUNG
Comments
Post a Comment