KETIKA SI MUDA MENUA –DAN BARU MENYADARINYA

 🔥🔥🔥


KETIKA SI MUDA MENUA –DAN BARU MENYADARINYA



(Serial Indonesia Membina)


@ Detti Febrina - Lampung



Partai anak muda. Itu julukan dua puluh-dua puluh lima tahun yang lalu. Bak sekedipan mata, 20-25 tahun ternyata secepat itu. Dan sesilet itu. Karena kesadaran itu ternyata pedih, Jenderal.


Kita terkejut, di facebook berseliweran foto kawan-kawan sekolah tanpa filter. Kok mereka tampak tua (dan lelah legam terbakar matahari). Lalu kita bercermin. Lah kok sama?


Kepala meninggalkan lembah hitam. Kerut halus sana sini. Mulai hobi kamera jahat demi menihilkan bintik hitam penuaan.


Itulah. Menua adalah keniscayaan. Tubuh kita hanya menjalankan sunnatullah. Forever young itu ternyata cuma lagu, bestie.


Ada yang sedari awal mengantisipasi, ada yang telat menyadari. Maka, alih-alih sibuk memoles pake anti aging 2 senti, ada baiknya ikhtiar juga kita sediakan untuk mereka yang akan meneruskan. Anak-anak kita. Biologis pun ideologis.


Sabtu (29/07/2024), saya hadir bersama sekira seratus pemuka dakwah di Bumi Lampung membedah persoalan pewarisan dan penerusan ini. Kaderisasi dan regenerasi.


"Dulu kalau kita pertemuan begini, isinya mayoritas usia 20-30 tahun," kenang Almuzzammil Yusuf. "Yang 40 tahun itu Ustadz Hilmi Aminudin saja."


Lalu tokoh keumatan itu minta hadirin berusia di bawah 40 tahun mengacungkan tangan. Ada 12 dari lebih 100 hadirin, termasuk lolita (lolos lima puluh tahun) yang bergurau mengaku-ngaku. Hadirin tertawa. Menertawakan kegalauannya.


Begitu Joko Mulyono, punggawa pembinaan membeberkan data: 45 persen kader dakwah tidak membina –dan ini mayoritas bapak-bapak; tawa berubah meringis.


Sudahlah tua, miskin, tidak produktif pula. Astaghfirullahal 'adziim...


Menua itu keniscayaan. Maka, regenerasi juga keniscayaan. Tiada yang muda selamanya. Yang 20-25 tahun dulu disebut muda harus merevisi pemahaman (dan kesadaran) soal teori organisasi dan gap generasi.


"Prinsip lengser keprabon madeg pandito* itu sesuatu yang harus direncanakan. Regenerasi itu sunnatullah yang harus direncanakan," demikian sesepuh Lampung Gufron Azis Fuadi.


"Kita sering lupa merencanakan regenerasi. Baru sadar ketika kita sudah tua. Generasi yang semakin tua akan membuat organisasi lemah," lanjut kakek 3 cucu ini.


Almuzzammil Yusuf juga lugas memberi identifikasi, "Kita ini ketemu dakwah di tengah jalan. Kita punya anak-anak, tapi kita ngalamin lost generation sekarang. Bagi saya ada lost generation." Lost generation dakwah maksudnya.


Kemarin yang tua dan yang muda duduk bersama. Yang tua mendengarkan yang muda. Yang muda mencurahkan gundahnya.


Perubahan itu setidaknya diawali dari kesadaran. Kesadaran tentang #KeniscayaanRegenerasi dan perlunya meninggalkan legacy. Bismillah ayo berbenah.


Bandar Lampung, 8 Juli 2024


*) Lengser keprabon mandeg pandhito adalah bijak jawa yang kurang lebih bermakna: turun tahta, menyepi/bertapa menjadi orang bijaksana.


#IndonesiaMembina #gumregahtarbiyah

Comments

Popular posts from this blog

Ringkasan Risalah Al-Aqa'id Hasan Al-Banna

Dokumentasi Sesi Akhir dan Wisuda Sekolah Pembina Batch #1 dan #2 tgl 26 Januari 2025

Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Halaqah dalam Dakwah dan Harakah