Pertumbuhan kapasitas dakwah

 🪴🪴🪴🪴🪴


INSPIRASI DAKWAH USTADZ HILMI AMINUDDIN



Inspirasi UHA (191) : Pertumbuhan kapasitas dakwah


@ Diolah dari berbagai sumber.


Ustadz Hilmi Aminuddin menekankan, pertumbuhan kualitas dan kuantitas dakwah harus ditiru dengan pertumbuhan kapasitas. 


Kalau secara kuantitas bertambah dan secara kualitas personalnya meningkat, maka harus diimbangi juga dengan pertumbuhan kapasitas. 


Pertumbuhan kapasitas dapat diilustrasikan secara sederhana seperti orang yang berbisnis, di mana awalnya akan dikelola sendiri tanpa bantuan tenaga karena memang tidak membutuhkan. 


Tetapi ketika sudah merasa pusing, mulai membutuhkan tenaga tambahan sehingga mulai merekrut satu atau dua karyawan. Bila dalam perjalanannya satu atau dua orang karyawan itu dirasa tidak mencukupi maka kembali merekrut karyawan lagi dan lagi. Ini merupakan pertumbuhan kuantitatif. 


Dalam hal ini, ketika semakin banyak jumlah karyawan yang dikelola, harus diikuti oleh kapasitas untuk melakukan pengoordinasian dan optimalisasi semua potensi. 


Apabila semakin banyak jumlah karyawan tidak diimbangi dengan kemampuan mengelola, maka bisnis akan kolaps, karena yang bertumbuh hanya jumlah dan tidak ada pertumbuhan kapasitas.


Bila dalam dakwah hanya mengejar jumlah dan kualitas saja tanpa ada penambahan kapasitas pengelolaan, hal seperti ini berbahaya bagi organisasi dakwah. 


Ustadz Hilmi Aminuddin memberikan beberapa catatan penting terkait pertumbuhan kapasitas dakwah. Dalam upaya meningkatkan kapasitas pengelolaan dakwah, bukan hanya jumlah dan kualitas yang harus tumbuh, namun kapasitas pribadi pengelola pun harus terus meningkat. 


Setiap orang yang diberi suatu amanah dakwah maka kapasitas orang itu dalam pengelolaannya terhadap amanah tersebut harus terus meningkat. 


Kalau jumlah dan kuantitas terus bertumbuh sementara pengelola tidak punya kapasitas untuk mengelola sesuai dengan kuantitas yang ada, maka setara dalam bisnis, akan mengalami kolaps atau stagnan, karena banyak potensi tapi mandeg dan mubazir. 


Banyak orang yang hebat namun tidak dapat dioptimalkan. Pertumbuhan kuantitasnya baik, kualitas pertumbuhannya juga baik, namun kemampuan pengelolaannya tidak baik. 


Ketidakmampuan mengelola potensi akan menyebabkan terjadinya banyak pemubaziran dan kerja-kerja yang tidak maksimal, meskipun SDM banyak dan kualitasnya bagus. 


Kalau kita punya tim kerja sejumlah 100 orang yang direkrut secara acak sehingga memiliki kemampuan beragam jenis, mungkin kita akan sulit mengorganisasikan mereka. 


Tapi ketika kita pandai mengoptimalkan dan mengelola mereka, maka meskipun SDM itu pada awalnya biasa saja, mereka dapat menjadi tim yang andal. 


Sebaliknya, ketika kita punya 100 orang hebat tapi kita tidak mampu mengelola mereka, maka meskipun SDM banyak dan kualitasnya bagus, hasil kerja menjadi tidak maksimal. 


Inilah yang dimaksud dengan kapasitas pengelolaan, dan inilah pentingnya kapasitas pengelolaan. Ia berbeda dengan aspek kualitatif yang sudah kita bahas pada bagian pertama.

Comments

Popular posts from this blog

Ringkasan Risalah Al-Aqa'id Hasan Al-Banna

Dokumentasi Sesi Akhir dan Wisuda Sekolah Pembina Batch #1 dan #2 tgl 26 Januari 2025

Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Halaqah dalam Dakwah dan Harakah