Rekrutmen, Pada Awalnya adalah Rasa Ketertarikan

 🪴🪴🌹🌹🪴🪴


Rekrutmen, Pada Awalnya adalah Rasa Ketertarikan

(Seri Indonesia Membina)



Oleh : Cahyadi Takariawan



Syahdan. Di zaman dahulu kala, ada seorang Raja yang mempunyai seorang ahli sihir. Ketika ahli sihir merasa dirinya telah tua, menghadaplah ia kepada Raja, menjelaskan bahwa sudah dekat ajal bagi dirinya. 


Dia meminta kepada Raja agar mencarikan seorang anak muda tempat dia akan menurunkan ilmu sihirnya. Rajapun mengabulkan permintaannya dengan memberikan seorang anak muda pilihan. 


Untuk menimba ilmu sihir, tiap hari si anak muda harus menda¬tangi rumah ahli sihir. Di antara rumah ahli sihir dan tempat tinggalnya, tinggallah seorang Rahib yang ahli ibadah. Setiap kali lewat rumah Rahib, ia selalu mampir.

  

Di saat itulah ia banyak mendengarkan ajaran sang Rahib yang menarik hati. Sampai-sampai ia selalu datang terlambat di rumah ahli sihir sehingga membuat ahli sihir marah dan memukulnya.  


Begitu pula ketika pulang, si anak muda selalu singgah di tempat Rahib untuk mendengarkan ajarannya. Dampaknya, ia terlambat sampai ke rumah, dan orang lainpun menjadi marah.


Kondisi sulit yang dialami anak muda ini, tak membuatnya berhenti mengaji kepada Rahib. Dengan segala daya upaya, ia tetap rutin mengikuti pelatihan sang Rahib.


Hingga suatu hari, anak muda bertemu orang-orang yang ketakutan di jalan. Rupa-rupanya tengah ada binatang buas di jalan itu. 


Diambilnya sebuah batu dan diucapkannya, "Ya Allah, kalau ajaran si Rahib itu yang benar di sisi Engkau, binasakanlah bina¬tang buas ini."

 

Dilemparkannya batu itu pertengkaran mungkin, hingga mengenai binatang buas... dan dibunuhlah binatang itu! Sesampai di hadapan Rahib, diceritakanlah peristiwa yang baru saja dialaminya. 


"Wahai anak muda," kata Rahib, "Engkau telah mencapai derajat yang lebih tinggi dari yang aku capai! Tetapi aku mengingatkanmu, bahwa sebentar lagi kamu akan mendapat banyak cobaan. Maka ketika cobaan itu datang, jangan¬lah kamu menyampaikan hubungan antara kamu dengan aku!"


Ini adalah kisah Ghulam, seorang anak muda pembawa risalah iman yang dikader oleh dua orang guru sekaligus. 


Pada awalnya ia adalah anak muda polos yang tidak banyak mengerti rona kehidupan. Namun dari penampilan dirinya, tampak ia anak muda berbakat. Maka raja memilih dia untuk dikader oleh ahli sihir kerajaan.


Namun ia menemukan sebuah tempat belajar lain. Seorang pembina nan bijaksana, sang Rahib –yang mengajarkan risalah tauhid. Rahib melihat potensi pada diri Ghulam.

 

Pada titik interaksi yang terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama durasinya, sang Rahib mampu memikat hati anak muda. Hingga mampu menumbuhkan komitmen untuk selalu datang, kendatipun mendapatkan pukulan dari ahli sihir dan orang tua.


*Daya Tarik Sang Pembina*


Dalam kaitan dengan mengawali proses pelatihan, sang Rahib memiliki kemampuan yang luar biasa untuk merekrut dan mempengaruhi si anak muda. Dalam waktu pertemuan yang singkat, ia mampu memberikan daya tarik lebih kepada si anak muda. 


Terbukti, si anak muda selalu saja datang ke rumah si Rahib. Pertentangan ilmu yang diperoleh dari ahli sihir dan Rahib, mampu dia selesaikan dengan jalan yang sangat meyakinkan.


Ini adalah pelajaran yang sangat berharga bagi seluruh pembina, bahwa mutarabi anda bisa jadi juga memiliki “guru-guru” lain. Anda harus bisa menjadi referensi yang lebih dipercaya, dan menimbulkan komitmen tanpa adanya rasa keterpaksaan. 


Hal ini menuntut kemampuan para murabi untuk selalu memiliki daya tarik tersendiri, untuk mengajak, dan pada akhirnya membimbing dalam program tarbiyah.


Si Rahib hanya memiliki waktu beberapa saat saja di awalnya, saat si anak muda singgah. Namun waktu singkat ini mampu dimanfaatkan oleh si Rahib untuk menimbulkan daya tarik yang kuat pada si anak muda. 


Setelah ada ketertarikan awal, muncullah komitmen untuk selalu datang setiap kali ia berangkat dan pulang dari ahli sihir. Dengan demikian ada kesempatan yang lebih leluasa pada si Rahib untuk melakukan tarbiyah kepada si anak muda, yang terjadi dalam waktu rutin dan terus menerus.


Jika pada titik awal pertemuan yang hanya singkat sang Rahib tidak berhasil membuat ketertarikan pada anak muda, niscaya tarbiyah berikutnya tidak akan bisa terjadi. Anak muda tersebut dengan antusias mengikuti pelajaran-pelajaran si Rahib, tanpa ada rasa keterpaksaan yang sama sekali. 


Jika ia datang kepada ahli sihir, semata-mata karena kewajiban yang diberikan Raja kepada dirinya sendiri. Namun ketika ia datang rutin ke rumah sang Rahib, adalah sebuah pilihan sadar, yang ternyata membawa risiko.


Ia berani mengambil risiko pendek di rumah ahli sihir maupun di rumah keluarganya, dan bahkan mendapatkan pukulan keras, namun tidak menyebabkan ia berhenti mengikuti pengajaran di rumah Rahib. Inilah komitmen yang sangat bagus, telah ditampakkan oleh Ghulam, hasil rekrutmen sang Rahib.



#gumregahtarbiyah #IndonesiaMembina

Comments

Popular posts from this blog

Ringkasan Risalah Al-Aqa'id Hasan Al-Banna

Dokumentasi Sesi Akhir dan Wisuda Sekolah Pembina Batch #1 dan #2 tgl 26 Januari 2025

Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Halaqah dalam Dakwah dan Harakah