BUKAN UNTUK MEMBELA AL-MUAIQILI TETAPI UNTUK MENGINGATKAN KEWAJIBAN UMAT

 🪴🪴🪴


BUKAN UNTUK MEMBELA AL-MUAIQILI TETAPI UNTUK MENGINGATKAN KEWAJIBAN UMAT



Oleh: Muhammad Asum



Tidak mudah bagi seorang ulama, ahli fikih, atau pengkhotbah untuk berdiri dan menyampaikan kebenaran di hadapan penguasa yang zalim. Ini adalah jihad terbesar, sebagaimana dijelaskan Nabi saw.


Hanya orang yang kuat keimanan, keyakinan dan ketabahannya yang berani melakukannya...


Ia sangat menyadari bahwa ia mungkin harus membayar harga atas kebebasan berpendapatnya dengan dipenjara atau dibunuh. Ia akan sendirian tanpa rakyat yang membelanya...Jika penguasa zalim itu membunuhnya, dia akan menjadi salah satu tokoh syuhada'.


■■ Tunduk pada penguasa adalah budaya di negara kita, 

sepanjang sejarah Islam kita. 

Rakyat tidak tergerak untuk membela para ulama ketika mereka dibunuh, dipenjarakan, atau disiksa oleh penguasa.


Masyarakat kita dibesarkan untuk tunduk kepada penguasa, karena penggunaan ayat-ayat dan hadits-hadis tentang ketaatan kepada penguasa (secara tidak benar) untuk mendukung tirani, ketidakadilan, dan mompertahankan kekuasaan.


Saat ini, mazhab Madkhali sedang menanamkan gagasan ini di masyarakat Islam kita. Taat kepada penguasa itu wajib, meski dia merampas harta kita dan mencambuk punggung kita!!!!


Masyarakat kita tidak dibesarkan dalam budaya yang menentang kezaliman dan pemukulan yang dilakukan para penindas.


Rakyat telah dibesarkan dengan keyakinan bahwa ulama atau ahli fikih harus melawan kezaliman sendirian dan menghadapi nasibnya sendirian. lidah mereka akan mengecam dengan segala atribut kemunafikan, kebohongan, cari muka dan cari aman! !!


Jika ia melakukannya, maka dibiarkan menghadapi nasibnya sendirian sampai dia bertemu Tuhannya sebagai syahid, lalu dijadikan ikon sejarah, lalu warisan intelektualnya diterima, dimuliakan, diangkat derajatnya dan dijadikan imam pemberi petunjuk. . 


Dimulai dengan pengkhianatan rakyat terhadap Hussein ra, semoga Tuhan meridhoinya, dalam menghadapi Yazid, sampai hari-hari kita saat ini..


Mari kita mengingat kembali beberapa imam besar berikut: 


Imam Abu Hanifa Al-Numan: Ia meninggal di penjara Khalifah Al-Mansur setelah menolak untuk memimpin peradilan..Rakyat tidak melakukan apa pun untuknya.


Imam Muhammad bin Idris Al-Syafi'i: imam Syafii dibawa ke hadapan Harun Al-Rasyid dalam keadaan diborgol di tangan dan lehernya dengan tuduhan menjadi salah satu Alawiyin (pengikut Ali, ra) yang menentang kekuasaan Bani Abbasiyah. Rakyat tidak berbuat apa pun untuk membelanya..


Imam Ahmad ibn Hanbal: Menjadi sasaran penyiksaan kejam di tangan Khalifah Abbasiyah Al-Ma'mun Al-Mu'tazili, dan dipenjara selama bertahun-tahun...Ia tidak dibebaskan dari penjara sampai khalifah yang menindas itu meninggal. ..


Imam Al-Bukhari: Imam di bidang hadis, yang dipilih Allah SWT menjadi sebab untuk menyelamatkan Sunnah Nabi saw dari kebohongan, pemalsuan dan riwayat lemah...


Meskipun demikian, penguasa murka kepadanya saat itu, dan memerintahkan pengusirannya keluar dari Nishapur, dan tidak ada yang berani mengucapkan selamat jalan kepadanya setelah Imam Bukhari memberi mereka pencerahan dengan pengetahuan dan cahaya.


Hanya satu orang yang mengucapkan selamat jalan padanya!!!


Imam Bukhari kemudian pindah ke Samarkand, jatuh sakit di sana, kemudian meninggal dunia


Syamsul A'immah Al-Sarkhasi: Karena fatwa yang menyatakan bahwa pernikahan penguasa dengan istrinya tidak sah sampai masa iddahnya habis, lalu panguasa itu memenjarakannya selama 15 tahun!!!!!


Dari penjaranya di dalam sumur, ia mendiktekan kepada murid-muridnya bukunya Al-Mabsoot tentang fikih Hanafi, 15 jilid....

Murid-muridnya belajar darinya, namun mereka tidak melakukan apa pun untuk mengeluarkannya dari penjara. 


Syekh Al-Islam Ibnu Taimiyyah: Dipenjara beberapa kali karena pendapat fikihnya hingga meninggal di dalam penjara. Rakyat tidak melakukan apa pun untuknya. 


Mereka semua dan banyak lagi yang lainnya, dengan karunia Allah, berubah menjadi imam-imam besar rujukan umat dalam berbaga bidang  ilmu...Tetapi dalam kesusahan mereka, rakyat hanya menonton.


Di Zaman Kita: 


Sayyid Qutb, penulis tafsir Fi Zhilalil Quran, dieksekusi oleh Abdel Nasser secara zalim... Tetapi rakyat Mesir tidak melakukan apa pun untuk membelanya...


Ada ratusan bahkan ribuan ulama yang dipenjarakan di berbagai penjara para penguasa Arab.


Apa yang dilakukan umat terhadap mereka??


Tidak berbuat apa-apa ...


Hanya menunggu ajal mereka, menjadikan mereka para imam seperti biasa, atau mengenang riwayat hidup mereka.


Ini adalah masalah budaya di negara kita...


Jika seorang ulama atau ahli fikih diam saja, mereka menggambarkannya sebagai seorang pengecut. 

Jika dia menurut, mereka menuduhnya munafik. 

Jika dia mengatakan kebenaran, mereka tidak membelanya. 

 Mereka tidak meninggikan derajatnya hingga setelah kematiannya atau berakhirnya cobaan beratnya, dengan karunia Allah atas dirinya…


Jadi, menyampaikan kebenaran di tengah umat ini menjadi keputusan individu, dan tidak pernah menjadi keputusan kolektif.


Keputusan individu dapat berubah menjadi keputusan kolektif, setelah individu tersebut membayar harganya dengan kebebasan diri dan darahnya. Dalam sebagian besar kasus, hal itu tidak berubah. Sebaliknya, ulama dan ahli fikih itu pergi kepada Tuhannya sebagai seorang syahid, lalu dia menjadi simbol atau imam yang sejarah hidupnya diajarkan di fakultas syariah sebagai salah seorang tokoh dalam sejarah Islam....


Padahal Nabi saw mengajarkan kita bahwa menghadapi penindas harus dilakukan umat secara kolektif, bukan secara individu. Sabda Nabi saw


"Jika kamu melihat umatku takut mengatakan kepada orang zalim "Wahai orang yang zalim" maka Allah akan meninggalkan mereka (tidak membantu mereka".

Penguasa mengoreksinya 


Sabda Nabi saw:


"Dan kamu harus memegang tangan (menghentikan) orang yang zalim, memaksanya untuk berpegang pada kebenaran dengan kekuatan, dan dan membatasinya pada kebenaran, atau Allah akan memukul hati sebagian kalian dengan sebagian yang lain kemudian Dia melaknat kalian sebagaimana Dia melaknat mereka.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Al-Tirmidzi).


Kapan menyampaikan kebenaran menjadi budaya umum di kalangan umat kita?



Penerjemah: Aunurrofiq Saleh

Comments

Popular posts from this blog

Ringkasan Risalah Al-Aqa'id Hasan Al-Banna

Dokumentasi Sesi Akhir dan Wisuda Sekolah Pembina Batch #1 dan #2 tgl 26 Januari 2025

Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Halaqah dalam Dakwah dan Harakah